Thursday, July 21, 2005

Lupa...

akhirnya jam 10.20 FC3 bisa juga nich evolution-email terima mail dari orang lain semenjak kemarin dicoba cuma mau kirim doang, padahal si azhar yg install tadi pagi langsung bisa..

terpaksa dech semua option aku add lagi(install)

Ga ding 10.28 Am soale tadi belum sukses aku salah lihat yg ada di sent item

sekarang asli sudah bisa main di set account aja..

Akhirnya FC3+Urang Sunda+Jawa+ IT

Aya kemajuan juga yeuh, geus sabraha kali nginstal teu bisa kamari alhamdullilah bisa, ieu ge nulis carita, email, save data di USB geus make FC3 bari bingung ngoprekna..
Maybe someday upami ingat jeng carita ieu seserian mereun, kawas budal leutik dibere mainan, naha kitu..?
Heuh padahal yayang dibatam ngabales email kawas kieu ..
Ya... tp priksone ora minggu sesok, tapi wulan sesok.
Dede nggak tau Fedora 3, yang dia tau Doraemon.
hayang seuri urang jeng si Azhar kutak-katik, si azhar mah geus bisa konek ke jaringan windows teuin kumaha carana dah manehna ge can familiar oge..
-----Original Message-----
From: Didit Permana
Sent: Thursday, July 21, 2005 10:31 AM
To: Widya, Ifta
Subject: RE: Good Morning..!!!

Ya jgn gitu dong, aku aja mau main basket hari sabtu aku batalin demi
dede..
minggu sesok aku melu prikso, mau lihat dede langsung janji ..
Bales
NB:ini dari Fedora 3 lho, bilangin sama dede yach. :)

On Thu, 2005-07-21 at 10:55 +0800, Widya, Ifta wrote:
> Nggak mau...
>
> Rahasia Ade dan Dede.. huekkk.
>
> Salahe rak pernah melu prikso.
> Regards,
>
> Ifta Widya

Wednesday, July 20, 2005

Professor Termuda dari Indonesia



Sebenarnya gue dah pernah baca ini article..
>dikirim dari temen gue Binsar Marbun...
>dari ensklopedi tokoh indonesia..
Fyi ...

Prof Nelson Tansu, Ph.D. Usia 25 Tahun Mengajar S-3

Dia asli orang Indonesia yang prestasinya diakui dunia internasional. Pria kelahiran Medan 20 Oktober 1977, ini sudah meraih 11 penghargaan dan memiliki tiga hak paten atas penemuan risetnya. Pada usia 25 tahun ia telah berhasil meraih gelar PhD di University of Wisconsin, Madison, dan kemudian langsung mengajar mahasiswa S-3.
>>
Dia menjadi profesor di universitas ternama Amerika, Lehigh University, Pensilvania, mengajar para mahasiswa di tingkat master (S-2), doktor (S-3), bahkan post doctoral Departemen Teknik Elektro dan Komputer.
>>
Lebih dari 84 hasil riset maupun karya tulisnya dipublikasikan di berbagai konferensi dan jurnal ilmiah internasional. Sering diundang menjadi pembicara utama di berbagai seminar, konferensi dan pertemuan intelektual, terutama di Washington DC.
>>
Selain itu, dia sering datang ke berbagai kota lain di AS dan luar AS seperti Kanada, sejumlah negara di Eropa, dan Asia. Yang mengagumkan, sudah ada tiga penemuan ilmiahnya yang dipatenkan di AS, yakni bidang semiconductor nanostructure optoelectronics devices dan high power semiconductor lasers.
>>
Di bidang itu, ia mengembangkan teknologi yang mencakup semiconductor lasers, quantum well dan quantum dot lasers, quantum intersubband lasers, InGaAsN quantum well dan quantum dots, type-II quantum well lasers, dan GaN/AlGaN/InGaN semiconductor nanostructure optoelectronic devices.
Teknologi tersebut diterapkan dalam aplikasi di bidang optical communication, biochemical sensors, sistem deteksi untuk senjata, dan lainnya.
>>
Meski sudah hampir satu dekade ia berada di AS, hingga sekarang ia masih memegang paspor hijau berlambang garuda. Pria ganteng kelahiran Medan, 20 Oktober 1977, ini mengaku mencintai Indonesia. Ia tidak malu mengakui bahwa Indonesia adalah tanah kelahirannya. "Saya sangat cinta tanah kelahiran saya. Dan saya selalu ingin melakukan yang terbaik untuk Indonesia,"
katanya
serius. "Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan merupakan bangsa yang mampu bersaing dengan bangsa-bangsa besar lainnya. Tentu saja jika bangsa kita terus bekerja keras," kata Nelson lagi.
>>
Nelson Tansu adalah anak kedua di antara tiga bersaudara buah hati pasangan Iskandar Tansu dan Lily Auw yang berdomisili di Medan, Sumatera Utara.
Kedua
orang tua Nelson adalah pebisnis percetakan di Medan. Mereka adalah lulusan universitas di Jerman. Abang Nelson, Tony Tansu, adalah master dari Ohio, AS. Begitu juga adiknya, Inge Tansu, adalah lulusan Ohio State University (OSU). Tampak jelas bahwa Nelson memang berasal dari lingkungan keluarga berpendidikan.
>>
Dalam perjalanan hidup dan karirnya, ia mengakui mendapat dukungan yang besar dari keluarga terutama kedua orang tua dan kakeknya. "Mereka menanamkan mengenai pentingnya pendidikan sejak saya masih kecil sekali,"
ujarnya.

Ketika Nelson masih SD, kedua orang tuanya sering membanding-bandingkan Nelson dengan beberapa sepupunya yang sudah doktor. Perbandingan tersebut sebenarnya kurang pas. Sebab, para sepupu Nelson itu jauh di atas usianya.
Ada yang 20 tahun lebih tua. Tapi, Nelson kecil menganggapnya serius dan bertekad keras mengimbangi sekaligus melampauinya.

>>

Waktu akhirnya menjawab imipian Nelson tersebut. "Jadi, terima kasih buat kedua orang tua saya. Saya memang orang yang suka dengan banyak tantangan.
Kita jadi terpacu, gitu," ungkapnya. Nelson mengaku, mendiang kakeknya dulu juga ikut memicu semangat serta disiplin belajarnya. "Almarhum kakek saya itu orang yang sangat baik, namun agak keras. Tetapi, karena kerasnya, saya malah menjadi lebih tekun dan berusaha sesempurna mungkin mencapai standar tertinggi dalam melakukan sesuatu," jelasnya.
>>
Saat usia SD itu pulalah, Nelson kecil gemar membaca biografi para ilmuwan-fisikawan AS dan Eropa. Selain Albert Einstein yang menjadi pujaannya, nama-nama besar seperti Werner Heisenberg, Richard Feynman, dan Murray Gell-Mann ternyata sudah diakrabinya. "Mereka hebat. Dari bacaan tersebut, saya benar-benar terkejut, tergugah dengan prestasi para fisikawan luar biasa itu. Ada yang usianya muda sekali ketika meraih PhD, jadi profesor, dan ada pula yang berhasil menemukan teori yang luar biasa.
Mereka
masih muda ketika itu," jelas Nelson penuh kagum.
>>
Berkat kegemarannya membaca itu, sejak kecil Nelson sudah mempunyai cita-cita yang besar. "Sejak SD kelas 3 atau kelas 4 di Medan, saya selalu ingin menjadi profesor di universitas di Amerika Serikat. Ini benar-benar saya cita-citakan sejak kecil," ujarnya dengan wajah serius.
>>
Seiring dengan perjalanan waktu, Nelson meniti tangga pendidikan mengejar cita-cita masa kecilnya. Sebelum bertolak ke Amerika, lulusan terbaik SMU Sutomo 1 Medan 1995 ini lolos menjadi finalis Tim Olimpiade Fisika Indonesia. Sukses ini membuat dirinya mendapat tawaran beasiswa dari Bohn's Scholarships untuk kuliah di jurusan matematika terapan, teknik elektro, dan fisika di Universitas Wisconsin-Madison, Amerika Serikat.
>>
Masuk kampus September 1995, laki-laki berdarah Tionghoa ini menyandang gelar bachelor of science hanya dalam tempo dua tahun lebih sembilan bulan.
Predikatnya pun summa cum laude. Setelah merampungkan S-1-nya di bidang applied mathematics, electrical engineering, and physics pada 1998, ia kebanjiran tawaran beasiswa dari berbagai perguruan tinggi top di Amerika.
Meski ada tawaran dari universitas yang peringkatnya lebih tinggi, ia memilih tetap tinggal di Universitas Wisconsin dan meraih gelar doktor di bidang electrical engineering pada Mei 2003.
>>
Selama bersekolah di sana, berkat beasiswa yang diperolehnya, orang tua Nelson hanya membiayai hingga tingkat S-1. Selebihnya berkat kerja keras dan prestasi Nelson sendiri. Biaya kuliah tingkat doktor hingga segala keperluan kuliah dan kehidupannya ditanggung lewat beasiswa universitas. "Beasiswa yang saya peroleh sudah lebih dari cukup untuk membiayai semua kuliah dan kebutuhan di universitas," katanya.
>>
Selama menggarap program doktornya, Nelson terus mengukir prestasi.
Berbagai
penghargaan dikoleksinya, antara lain WARF Graduate University Fellowships dan Graduate Dissertator Travel Funding Award. Bahkan, penelitan doktornya di bidang photonics, optoelectronics, dan semiconductor nanostructires meraih penghargaan tertinggi di departemennya, yakni The 2003 Harold A.
Peterson Best ECE Research Paper Award.

Setelah menyandang gelar doktor, Nelson mendapat tawaran menjadi asisten profesor dari berbagai penjuru universitas di Amerika. Peluang menggiurkan ini menjauhkan minatnya untuk kembali ke Tanah Air. Akhirnya, awal 2003, di usianya yang ke-25, ia memilih Lehigh University, dan menyandang gelar asisten profesor di bidang electrical and computer engineering. Di AS, itu merupakan gelar untuk guru besar baru di perguruan tinggi. "Walaupun saya adalah profesor di jurusan electrical and computer engineering, riset saya sebenarnya lebih condong ke arah fisika terapan dan quantum electronics,"
jelasnya.

>>
Lehigh University merupakan sebuah universitas unggulan di bidang teknik dan fisika di kawasan East Coast, Negeri Paman Sam. Ia berhasil menyisihkan 300 doktor yang kehebatannya tidak diragukan lagi. "Seleksinya ketat sekali, sedangkan posisi yang diperebutkan hanya satu," ujarnya menggambarkan situasi saat itu.
>>
Lelaki penggemar buah-buahan dan masakan Padang itu mengaku lega dan beruntung karena dirinya yang terpilih. Menurut Nelson, dari segi gaji dan materi, menjadi profesor di kampus top seperti yang dia alami sekarang sudah cukup lumayan. Berapa sih lumayannya? "Sangat bersainglah. Gaji profesor di universitas private terkemuka di Amerika Serikat adalah sangat kompetitif dibandingkan dengan gaji industri. Jadi, cukup baguslah, he...he...he...,"
katanya, menyelipkan senyum.
>>
Sebagai intelektual muda, dia menjalani kehidupannya dengan tiada hari tanpa membaca, menulis, serta melakukan riset. Tentunya, dia juga menyiapkan materi serta bahan kuliah bagi para mahasiswanya. Kesibukannya itu bertumpu pada tiga hal yakni yakni, learning, teaching, and researching.
>>
Boleh jadi, tak ada waktu sedikit pun yang dilalui Nelson dengan santai. Di sana, 24 jam sehari dilaluinya dengan segala aktivitas ilmiah. Waktu yang tersisa tak lebih dari istirahat tidur 4-5 jam per hari.
>>
Selama mengajar di kampus, karena wajahnya yang masih muda, tak sedikit insan kampus yang menganggapnya sebagai mahasiswa S-1 atau program master.
Dia dikira sebagai mahasiswa umumnya. Namun, bagi yang mengenalnya, terutama kalangan universitas atau jurusannya mengajar, begitu bertemu dirinya, mereka selalu menyapanya hormat: Prof Tansu.

>>
"Di semester Fall 2003, saya mengajar kelas untuk tingkat PhD tentang physics and applications of photonics crystals. Di semester Spring 2004, sekarang, saya mengajar kelas untuk mahasiswa senior dan master tentang semiconductor device physics. Begitulah," ungkap Nelson menjawab soal kegiatan mengajarnya.
>>

>>
Selama September hingga Desember atau semester Fall 2004, dia mengajar kelas untuk tingkat PhD tentang applied quantum mechanics for semiconductor nanotechnology. "Selain mengajar kelas-kelas di universitas, saya membimbing beberapa mahasiswa PhD dan post-doctoral research fellow di Lehigh University ini," jelasnya saat ditanya mengenai kesibukan lainnya di kampus.
>>
Tansu yang Lain

Meski namanya sudah banyak dikenal di seluruh dunia, hanya sedikit yang tahu bahwa guru besar muda ini berasal dari Indonesia. Di sejumlah kesempatan, banyak yang menganggap Nelson adalah orang Turki yang ada hubungan famili dengan mantan PM Turki Tansu Ciller.
>>
Ada pula yang mengira bahwa Nelson adalah orang Asia Timur, tepatnya Jepang atau Tiongkok. Yang lebih seru, beberapa universitas di Jepang malah terang-terangan melamar Nelson dan meminta dia "kembali" mengajar di Jepang
>>
Seakan-akan Nelson memang orang sana dan pernah mengajar di Negeri Sakura itu. Dilihat dari nama, wajar jika kekeliruan itu terjadi. Begitu juga wajah Nelson yang seperti orang Jepang. Lebih-lebih di Amerika banyak profesor yang keturunan atau berasal dari Asia Timur dan sangat jarang yang berasal dari Indonesia.
>>
Nelson pun hanya senyum-senyum atas segala kekeliruan terhadap dirinya.
"Biasanya saya langsung mengoreksi. Saya jelaskan ke mereka bahwa saya asli Indonesia. Mereka memang agak terkejut sih karena memang mungkin jarang ada profesor asal aslinya dari Indonesia," jelas Nelson.
>>
Tansu sendiri sesungguhnya bukan marga kalangan Tionghoa. Memang, nenek moyang Nelson dulu Hokkien, dan marganya adalah Tan. Tapi, ketika lahir, Nelson sudah diberi nama belakang "Tansu", sebagaimana ayahnya, Iskandar Tansu. "Saya suka dengan nama Tansu, kok," kata Nelson dengan nada bangga.
>>
Rebutan Berbagai Universitas
Berkat prestasi Nelson Tansu yang luar biasa, ia sempat menjadi incaran dan malah "rebutan" kalangan universitas AS dan mancanegara. Ada yang menawari jabatan associate professor yang lebih tinggi daripada yang dia sandang sekarang (assistant professor). Ada pula yang menawari gaji dan fasilitas yang lebih heboh daripada Lehigh University
>>
Tawaran-tawaran menggiurkan itu datang dari AS, Kanada, Jerman, dan Taiwan serta berasal dari kampus-kampus top.

Semua datang sebelum maupun sesudah Nelson resmi mengajar di Lehigh University. Tapi, segalanya lewat begitu saja. Nelson memilih konsisten, loyal, dan komit dengan universitas di Pennsylvania itu. Tapi, tentu ada pertimbangan khusus yang lain.
>>
"Saya memilih ini karena Lehigh memberikan dana research yang sangat signifikan untuk bidang saya, semiconductor nanostructure optoelectronic devices. Lehigh juga memiliki leaderships yang sangat kuat dan ambisinya tinggi menaikkan reputasinya dengan memiliki para profesor paling berpotensi dan ternama untuk melakukan riset berkelas dunia," papar pengagum John Bardeen, fisikawan pemenang Nobel itu.
>>
Nelson mengaku memilih universitas luar negeri sebagai wadah kiprah ilmiahnya karena semata-mata iklim keilmuan di sana sangat kondusif. Di sana ia bisa memanfaatkan fasilitas laboratorium yang lengkap, mengakses informasi dari perangkat berteknologi canggih, dan melahap buku-buku terbaru di perpustakaan.
>>
Peran dan keberadaan para ilmuwan sangat dihargai dan dihormati di sana.
Selain itu, fasilitas riset yang sangat ia butuhkan juga menunjang komitmennya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi negara dan dunia.
>>
Walaupun dikelilingi oleh berbagai fasilitas yang lengkap, hidup di perantauan membuatnya harus memendam rindu pada keluarga, teman, dan makanan khas Indonesia. Namun, kerinduan itu terobati dengan peluang berkarya yang lebih besar dan gaji yang cukup di universitas swasta ternama seperti tempatnya bekerja.
>>
Ia memang tak mau menyebut angkanya. Tapi, sebagai gambaran, kata Nelson, rata-rata US$ 10.000 per bulan plus fasilitas kesehatan. "Jumlah ini cukup kompetitif dengan gaji yang ditawarkan dunia industri," kata ilmuwan muda yang rajin memberi ceramah di berbagai universitas di Amerika dan Eropa ini.
>>
Meski memilih menetap di Amerika, ahli semikonduktor untuk serat optik ini mengaku akan mempertimbangkan dengan serius kalau pemerintah sungguh-sungguh membutuhkannya.

Ditanya soal pacar, Nelson tersipu-sipu dan mengaku belum punya. Padahal, secara fisik, dengan tinggi 173 cm, berat 67 kg, dan wajah yang cakep khas Asia, Nelson mestinya mudah menggaet (atau malah digaet) cewek Amerika.



"Ha... ha... ha.... Pertama, saya ini nggak ganteng ya. Tapi, begini, mungkin karena memang belum ketemu yang cocok dan jodoh saja. Saya sih, kalau bisa, ya dengan orang Indonesia-lah. Saya sih nggak melihat orang berdasarkan kriteria macem-macem. Yang penting orangnya baik, pintar, bermoral, pengertian, dan mendukung," paparnya panjang lebar sambil tersipu malu. ?e-ti/atur


*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)

After Lunch Chat bareng Zia..

After lunch chat bareng Zia..

Sambil utak-atik sop order and arround dipangil sana-sini and ngomongin Linux bareng zia, terjadilah percakapan yg mencekam ..., karena fengsui tempat gue ga strategis buat chatting, nikamtilah percakapan yg mungkin garing bagi yg baca...

Zia Aja: dah makan genk

neng_maniez84: dah, bentar gue mo telp ke rmh..

BUZZ!!!

neng_maniez84: ...

BUZZ!!!

Zia Aja: gue lagi sibuk nich gak bisa di ganggu

Zia Aja:

neng_maniez84: Gaya loe menteh bang..aye pan tau orang IT tuch macam mane..

Zia Aja: heheheheh

Zia Aja: ente kok sewot sich

Zia Aja: wajar dong klo ane agak sibuk dikit

neng_maniez84: ala paling lagi seneng dapet hal yg baru..iya kan..

Zia Aja: iye, gue lagi dapet kecengan baru dchatting nich

Zia Aja: frenn, gue pernah nyoba make 2 OS dlm satu partisi, kok gak bisa di install yaa?

Zia Aja: gimana fren pendapat lu ?


BUZZ!!!


neng_maniez84: giat berlatih dan jgn banyak chating, googling terus tanya sana-sini, baca manual doc, help..

Zia Aja: wah ente terlalu sok, nanya gitu aja nyuruh nyari kesana-sini, ente gak ada bedanya ame Mr.fuck

neng_maniez84: serius gue install FC maju mundur, ga sukses langsung, posting di forum di cengin dikit, suruh nyoba yg gampang aja, gue buktiin and try terus install Server akhirnya hari ini bisa coy..

Zia Aja: gue kan pemula di bidang networking, jadi mohon di maklum lah klo agak bodoh dikit

Zia Aja: dan background gue kan bukan IT kayak lu,

Zia Aja: jadi wajar dong klo lu di cengin ama sohib-sohib lu

neng_maniez84: biar background IT tau sendiri kul di Depok, walau alumni GD kemaren ada jadi Speaker workshop Life with Open source, gue ga smart bgt kaya loe..

neng_maniez84: intinya loe harus banyak coba dan ikut milist tanya sana-sini..

Zia Aja: gue blom braningutak ngatik system yg dah jadi gini fren

Zia Aja: gue sendiri blom punya PC dirumah ?

neng_maniez84: pake PC sendiri jgn server kantor..

Zia Aja: jadi gimana dong cara gue nyobanya

neng_maniez84: nanti lah yg penting hati2 dimasalah partisi.., nach loe ga mau ketemu gue di BTM..dodol.

Zia Aja: klo partisi gue dah Ok misalnya, trus gue pake NTFS active, sisanya 3 partisi lainnya gue pake Fat 32, gue bingung kok linux gak bisa sich

neng_maniez84: biasanya di Linux ada option mau automatic apa manual partisi pilih yg manual, nach lu mau pakai linux distro apa ?

Zia Aja: suse

Zia Aja: wah gue mo boker dulu nich, dah gak tahan cing,

neng_maniez84: wah tambah suse dong ntu buat europe banyaknya, gue ga familiar, pake yg umum aja pren gue juga newbie di Linux..

Still bingung yeuh jeung Sop Order




Gara-gara nich table dibawah gue masih bingung mau bikin aplikasi buat update SOP order dari Visual Foxpro rencana mau gue ganti pake ASP or VB yach namanya juga project thank you..

1.dbf
Name Type width Index
Type Character 20
Model Char 10
Group Char 20
partno Char 25 PartNo
p1 char 75
p2 char 75
p3 char 75
... ... 75
... ... 75
... ... 75
p35 char 75
Remark Char 200

ddata.dbf
model_no char 25
model_1 Char 25
model_2 Char 25
desc char 35
desc1 Char 35
desc2 Char 35
ebom_no11 Char 25
ebom_no12 Char 25
ebom_no13 Char 25
draw_no Char 25
draw_no1 Char 25
draw_no2 Char 25
lot_num Char 10
lotsize Numeric 5
ebom_no21 Char 25
ebom_no22 Char 25
ebom_no23 Char 25
pcn_no Char 40
part char 1
date date 8
dnote memo 4

Drawing.dbf
model_no Character 25
draw Character 25

ebom.dbf
model_no Character 25
ebom_no Character 25

Kit.dbf
model_no Character 25
kit_no Character 10
qty Numeric 4
kit Numeric 2

mlist.dbf
model_no Character 25
desc Character 35
others Logical 1
model_1 Character 25
model-2 Character 25

pcn.dbf
model_no Character 25
date Date 8
no Character 40

Fedora3 Server Dah sukses euy

>Hari senin dapet MC...
>Selasa sibuk....
Nach cerita hari ini
Part 1 Before lunch
Zia Lagi...

BUZZ!!!



BUZZ!!!


Zia Aja: kemane aje ente

neng_maniez84: biase bang arround panggilan sana-sini

neng_maniez84: just info ane dah berhasil install Fedora Core3 Server..

Zia Aja: wah sok sibuk ente, paling juga ngerumpi sana-sini, slamat dan sukses buat anda smoga anda beruntung meng-install Fedora Core3 Server

neng_maniez84: eits biar ga sibuk ane kreatif bang, bukan beruntung harusnya doa'in ane makin jago ama tuch linux..sebab ane dach sukses..tinggal utak-atik improve my skill n knowledge

Zia Aja: yeee, gue kan doa in tadi tucch lu gimane sich

neng_maniez84: lu lambat sech lu bilang semoga beruntung berarti itu belum..

Zia Aja: yach begitulah, ane banyak yang blom bisa nichh, masih awam ama yg gituan

Zia Aja: eh Mr Fuch = Lambat *performance masih sehat yee

neng_maniez84: ah bang Ziaaa bisa aja..jgn ngerendah dong, abang biasa ama satelit sech..

neng_maniez84: tuch lagi baca koran...

neng_maniez84: kebayang ga dia duduk di sofa deket pintu..

Zia Aja: ohchh biasa itu mahh, klo bozz emang kudu gitu genk, tapi lo kerja kan ?

neng_maniez84: gue masih bingung sama Shop order nech..asli akhir bulan ini harus di update..harus bebas masalah..

neng_maniez84: ga ada lu ga ada yg bikin semangat..

Zia Aja: gue dah jabarkan semuanya ama lu mengenai shop order system, tapi emang dasarnya lu meremehkan ide gue, yach kebayang lah sekarang kayak apa lu sibuknya mempelajari itu smua.....

Zia Aja: gue sich makasaih ama yg ngasih deadline

neng_maniez84: he..he thats my challange and opurtunity..bang..

Zia Aja: bagus dech klo lu dah nyadar, gue sich bersyukur ajah temen gue ada chalenge, anggota gue di sini klo gue kasih suatu ide mereka langsung follow up gak kayak lu

neng_maniez84: iya pren pokoke loe best friend lah..walau lu ga care sama gue lagi ..

Zia Aja: gue sich tetap care ama lu slama gue punya apa yg menjadi solusi buat lu, klo gue gak tau yach gue jujur ajach gak bisa nenk

neng_maniez84: ach abang..jadi malu nech..

Zia Aja: knapa harus malu, dari pada di bilang sok tau am tempe

neng_maniez84: jadi abang sok tahu...

Zia Aja: eh gue mo makan dulu nich, perut gue gak bisa di ajak kompromi

Zia Aja: byee

neng_maniez84: bye abang..

Sunday, July 17, 2005

Hari minggu Masuk Juga..

Sambil Nunggu Azhar dan googling install Fedora3

Wah hari minggu ini gue harus ke Lobam, soale si Azhar mau recover data yg lost di server, maunya pagi tapi setelah ga bisa dihubungi lewat HP nya berkali2, akhirnya berangkat juga dari Batam jam 3.00 padahal badan ga fit cuma tidur sebentar abis dengerin curhatnya mba diah yg bingung harus bagaimana dengan usia nya yg sudah seharusnya married dan sekarang sedang dekat dengan cowoh duda..

Pak sopir bo'ong dia cuma sampai Panbill, akhirnya untuk ke simpang kabil aku naik carry Bengkong-Muka Kuning, 2000 . Untungnya tinggal di Batam dengan bayar 8000 udah dapet Taxi yang nyamanFull AC dengan Stereo yg lumayan enak didengar..
Di punggur speed seperti biasa tunggu penuh penumpang, sampai lobam niat ke prambanan akhirnya batal, di dorm samping Dorm 3.7 aku gue lihat Parulian yg siap-siap kencan sama Evi bagian Accounting AMC, Binsar entah mau kemana, SupraX dan Satria siap arround Lobam.
Di dorm ternyata ada Mas Eko dan May,HR AMC, aku masuk dan mas eko segera mengantar pulang. Aku terpaksa bikin Mi goreng porsi jumbo "Selera Pedas" sorry bukan iklan.
Mas eko ngecengin gue makan mie :), jam 5.10 aku shalat ashar ya dah terlambat sech..
Jam 5.27 sampai Office ngobrol sama Pak Rahman tentang Pertandingan sepak bola, AMC menang 2-0 satu ivan satria, penalti pak Rahman.
Didalam Adhisti Galuh Arum keponakan Mba Rini Acc Manager ku minta tolong kenapa Fotocopy machine kok mati..., ternyata ada dua cewek maniez se NPI Dept satu lagi Agustina sebenarnya ada satu lagi fera ygimut dan cadel ups sorry...
Pak Jamil minta tolong hubungi mishar, Agus brewok, Pak Leong, karena aku punya Pwd..

Eh mba Dewi catur dateng dia nginetin bahwa gue dah punya istri dan dia tanya emang gue nyesel married, ya gue jawab dikiiittttt...
Mr kadek from Bali dateng juga dia bilang mau ke Prambanan..
eits Mr jamil minta tolong translate english, but dewi said"my husband still wait in front"


Wah dah dulu dech..