Wednesday, August 12, 2015

Puisi Joko Pinurbo

Pemeluk Agama

Dalam doaku yang khusyuk

Tuhan bertanya kepadaku,

hambaNya yang serius ini,

”Halo, kamu seorang pemeluk agama?”

”Sungguh, saya pemeluk teguh, Tuhan.”

”Lho, Teguh si tukang bakso itu

hidupnya lebih oke dari kamu,

gak perlu kamu peluk-peluk.

Benar kamu pemeluk agama?”

”Sungguh, saya pemeluk agama, Tuhan.”

”Tapi Aku lihat kamu gak pernah

memeluk. Kamu malah menyegel,

membakar, merusak, menjual

agama. Teguh si tukang bakso itu

malah sudah pandai memeluk.

Benar kamu seorang pemeluk?”

”Sungguh, saya belum memeluk, Tuhan.”

Tuhan memelukku dan berkata,

”Doamu tak akan cukup. Pergilah

dan wartakanlah pelukanKu.

Agama sedang kedinginan dan kesepian.

Dia merindukan pelukanmu.”
(jokpin, 2015)

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 Puisi Joko Pinurbo

Perjamuan Mutakhir


Ia duduk di depan meja yang dikelilingi
dua belas piring lapar. Ia membuka kitab
dan menemukan menu baru
di antara ayat-ayat makanan.
”Maaf, menu yang tuan pesan
sedang habis,” cetus imam rumah makan.
Ia menutup kitab, lalu berkata,
”Biarlah piring-piring ini berlalu
dari hadapanku. Sesungguhnya
tubuhku pun kian habis dimakan makanan.”
(jokpin, 2015)

Sumber : Kompas Minggu 09-08-2015
Profil Joko Pinurbo