Monday, October 23, 2006

Dokumentasi Hisab & Rukyat Penentuan Idul fitri

Artikel ini Saya ambil dari http://t-djamaluddin.spaces.live.com/blog/cns!D31797DEA6587FD7!144.entry karena kebetulan Tahun Ini kembali ada perbedaan dalam menentukan Hari raya IDul Fitri atau tepatnya Berakhirnya Bulan Ramadhan 1427 dan datangnya Bulan Syawal
Mohon Maaf saya belum meminta izin kebeliau..Insya Allah Tulisan Beliau bermanfaat bagi kita semua..

Menuju Penyatuan Kalender Islam di IndonesiaMENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA
(Dimuat Republika 14 September 2006)
T. Djamaluddin
Peneliti Utama Astronomi dan Astrofisika, LAPAN Bandung
Alhamdulillah, awal tahun baru hijriyyah 1427 lalu kembali diisi dengan tekad bersama dua ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, untuk bersama-sama membentuk gerakan nasional membangkitkan moral bangsa setelah sebelumnya bersama-sama mengadakan kampanye antikorupsi. Seolah untuk mengukuhkan keakrabannya, bulan lalu pimpinan kedua ormas tersebut terpilih menjadi pimpinan World Conference on Religion for Peace (WCRP). Alangkah indahnya kalau kebersamaan semacam itu, antara NU dan Muhammadiyah serta ormas-ormas iSlam lainnya, juga untuk membangun kesadaran bersama untuk mempersatukan bangsa yang mayoritas beragama Islam, khususnya dalam merayakan dua hari raya, Idul Fitri dan Idul Adha. Datangnya Ramadhan yang diakhiri dengan Idul Fitri, kembali membangkitkan semangat untuk mencari solusi penyatuan kalender Islam.
Ada persoalan krusial yang harus dipecahkan. NU dan Muhammadiyah berperan besar memberikan solusi bersama. Perbedaan penentuan awal bulan Qamariyah antara metode rukyat (pengamatan) oleh NU dan hisab (perhitungan) oleh Muhammadiyah, secara astronomis mudah dipersatukan, asal ada kerelaan keduanya untuk maju menuju satu titik temu. Kedua metode harus menggunakan kriteria yang sama. Kriteria hisab rukyat bukanlah masalah dalil fiqih yang sekian lama menjadikan NU d