Showing posts with label Kumpulan Puisi. Show all posts
Showing posts with label Kumpulan Puisi. Show all posts

Wednesday, August 12, 2015

Puisi Joko Pinurbo

Punggungmu


Ibu kota Jakarta adalah punggungmu.

Punggung yang sabar menanggung beban

kerjamu,

bangun pagimu,

pulang malammu,

perjalanan macetmu,

pegal-pegalmu,

masuk anginmu,

ingin ini ingin itumu,

kenapa begini kenapa begitumu,

aku kudu piyemu,

tunjangan kesepianmu,

jaminan kewarasanmu,

surga sementaramu,

yang berhenti di ngantuk matamu.

Mata yang masih bisa bilang

”selamat pulang, pejuang”

walau perjuanganmu gugur di tempat tidur.

Puisi Joko Pinurbo

Jalan Kecantikan


Kau telah menemukan jalanmu:

jalan berliku dan berbatu-batu

menuju mata airmu di celah bukit itu.

Malam meremangredupkan cahaya.

Sunyi meninabobokan suara.

Kecantikanmu terbuat dari mata

yang tak hangus oleh air mata,

bibir yang mampu mengatasi gincu,

kaki yang lebih kenangan dari sepatu,

hati yang melampaui hati-hati.

Puisi Joko Pinurbo 

Minggu Biru


Di Minggu pagi yang biru
ia muncul di depan rumah,
meniup lampu yang masih menyala di beranda
dan menjamah kucing
yang tidur total di depan pintu.

”Semalam kudengar ngeongmu
dalam sajak gelap yang diobrak-abrik insomnia.
Kini aku menemukanmu
sedang nyenyak di luar kata.”
Ia membuka payung,
membuka hatinya yang suwung,

dan berjalan menyusuri lorong di tengah hujan,
kucingnya yang biru
lelap dalam dekapan.
”Ini kucingku,” katanya kepada anjing bin asu
yang melolong di tikungan.

Puisi Joko Pinurbo

Buku Latihan Tidur

 Malam-malam ia suka bermain kata

bersama buku latihan tidur. Buku latihan tidur

memintanya terpejam dan tersenyum

sambil membayangkan bahwa di ujung tidur

ada sungai kecil yang merdu. Buku latihan tidur

kemudian mengucapkan sebuah kalimat dan ia balas

dengan kalimatnya sendiri.  Begitu seterusnya

sampai buku latihan tidur mengantuk

dan tak sanggup berkata-kata lagi.

Gantungkan cita-citamu setinggi gunung.

Gantungkan terbangmu pada sayap burung-burung.